Friday, August 26, 2011

30 Hari Mencari Cinta_NYA .Day 26

Bunga ini untuk yang teristimewa

Bunga adalah simbol kesegaran, keceriaan dan kebahagiaan. Boleh jadi ada makna yang lebih dalam dari penamaan Rasulullah atas putri tercintanya, Fatimah Az Zahra. Az Zahra sendiri berarti “bunga”. Tidaklah mengherankan jika Fatimah menjadi anak yang paling disayang berbanding saudara-saudara Fatimah lainnya. Hal itu terlihat dari ungkapan Rasulullah, “Siapa yang membuatnya sedih, berarti juga membuat aku sedih, dan barang siapa menyenangkannya, berarti menyenangkanku pula”.

“Bunga” Fatimah yang tumbuh dan berkembang dalam binaan langsung dari ayahanda Rasul yang baik, lemah lembut dan terpuji menjadikannya seorang gadis yang juga penuh kelembutan, berwibawa, mencintai kebaikan plus akhlak terpuji meneladani sang ayah. Maka tidaklah aneh, bunga yang dinisbatkan Rasul menjadi wanita penghulu syurga itu menjadi primadona di kalangan para sahabat Rasulullah.

Tercatat, beberapa sahabat utama seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab pernah mencuba melamar Fatimah. Hanya saja, sayangnya dengan halus Rasulullah menolak lamaran para sahabat itu. Hingga akhirnya datanglah Ali bin Abi Thalib untuk meminang Fatimah. “Aku mendatangi Rasulullah untuk meminang putri beliau, iaitu Fatimah. Aku berkata: Demi Allah aku tidak memiliki apa-apa, namun aku ingat kebaikan Rasulullah, maka aku beranikan diri untuk meminangnya”. Akhirnya, Rasulullah pun menerima pinangan Ali meski hanya mempersembahkan baju besi al khuthaimah (yang juga merupakan pemberian Rasul).

Fatimah adalah bunga yang terpelihara, tidak terlepas dari pandangan yang mendidik, membina, memeliharanya adalah manusia agung nan mulia Muhammad Rasul Allah, yang memiliki segala keterpujian. Bunga yang indah dengan segala keistimewaannya, harus dipelihara dan dijaga oleh orang yang istimewa dan memiliki berbagai kelebihan pula, dalam hal ini Ali bin Abi Thalib. Siapa yang meragukan kepimpinan Abu Bakar dan Umar bin Khattab, yang keduanya kemudian berturut-turut menjadi khalifah meneruskan perjuangan kaum muslimin menggantikan Rasul. Lalu kenapa ayahanda sang bunga itu menolaknya?

Pertanyaan selanjutnya, kenapa Ali yang hanya bermodalkan baju besi (yang juga pemberian Rasul) menjadi pilihan Rasul untuk mendampingi Fatimah? Meski memang Rasulullah yang paling tahu alasan itu (termasuk juga alasan menolak pinangan dua sahabat yang juga istimewa), namun kita boleh melihat segi kelebihan dari Ali bin Abi Thalib, pemuda pemberani ini. Ali adalah lelaki istimewa, termasuk dalam assabiquunal awwaluun (golongan pertama yang masuk Islam) dengan usia termuda. Soal keberanian, jangan pernah menyangsikan lelaki ini. Perang badar yang diikuti oleh seluruh manusia pemberani didikan Rasul, terselip satu lelaki muda yang dengan gagahnya maju ke depan ketika seorang pemuka dan ahli perang kaum kafir menantang untuk berduel. Meski awalnya dilecehkan kerana dianggap masih kecil, namun Ali dengan kehebatannya mampu mengalahkan musuh duelnya itu. Tidak sampai disitu, yang membuat Rasulullah tidak boleh melupakannya adalah jasa besar dan keberanian Ali menggantikan Rasul tidur di pembaringannya saat Rasulullah ditemani Abu Bakar menyelinap ke luar saat baginda ingin berhijrah. Padahal risikonya adalah mati di penggal.

Tentu masih banyak dan tidak akan cukup satu halaman untuk mencatat kelebihan Ali yang menjadikannya begitu istimewa. Satu yang bisa kita tangkap secara jelas, bahwa wanita istimewa memang dipersiapkan untuk lelaki istimewa. Seperti halnya, “bunga” Fatimah yang hanya Ali bin Abi Thalib yang diizinkan Rasulullah untuk memetiknya. Oleh kerana itu, jangan pernah berharap akan datangnya seseorang istimewa jika tak pernah menjadikan diri ini istimewa.

30 Hari Mencari Cinta_NYA .Day 25

Mencari Cinta di Sepuluh Yang Terakhir

Alhamdulillah..

Suasana beriktikaf di masjid sudah mula terasa. Tersentuh juga apabila melihat si ayah membawa anak-anaknya yang masih kecil tidur bersama-sama di masjid. Subhanallah.. Indahnya..

Masjid mulai terang.

Bacaan ayat-ayat al-Quran terus bergema tiada henti dari lisan mereka yang mencari cinta.

Walaupun yang memeriahkan malam-malam penghujung Ramadhan ini masih lagi terlalu sedikit jika mahu dibandingkan dengan mereka yang memeriahkan pasar raya dan kedai langsir.

Tapi, insya-Allah. sedikit peringatan untuk semua dan yang paling penting untuk diri ini yang sangat hina di mata Rabb-nya.

Akankah aku bertemu dengan malam itu. Jika aku menemuinya sekalipun, aku menemuinya untuk apa?


Cukuplah.

Jika 20 malam yang sudah berlalu itu kita lalui sama sahaja dengan malam-malam yang lain. Dipenuhi dengan kemaksiatan, buang masa. Ada yang mungkin juga penuh dengan Dota dancounter strike, tak kurang juga yang masih lagi seronok berdating iftar sama-sama di dalam bulan yang Allah muliakan ini. Sesuatu yang sepatutnya menjadi satu ibadah, tapi malangnya sedar atau tidak ianya dicemari dengan nilai-nilai hina kemaksiatan.

Maka, mari kita pastikan malam yang mendatang ini akan menjadi lebih baik! Bukan setakat lebih baik, tapi kita harapkan ianya menjadi yang terbaik!

Terbaik pada mata siapa?

Bukan pada mata awek kita. Mata kawan kita. Mata mak ayah kita.

Tetapi, pastinya pada mata murobbi kita yang paling utama.

Bukan murobbi halaqoh!

Tetapi, Allah yang Maha Kuasa.

Mari kita sama-sama saling membantu satu sama lain dalam membina kembali momentum kita dalam berislam. Agar kita dapat merealisasikan rasa takwa dalam diri kita. Kerana itulah tujuan akhir dari Ramadhan ini.

Tetapi, jangan hanya Ramadhan sahaja kita bertakwa, lepas tu jadi syaitan balik. Jangan…

Jika Allah selalu menadah Tangan-Nya di siang dan malam hari untuk menerima taubat dari kita, kenapa kita kadang masih lagi liat untuk menadah tangan memohon ampunan daripada-Nya?

Cari Semula Kunci Hatimu

Manfaatkan saat Ramadhan yang masih ada ini untuk mencari semula di mana terletaknya kunci hati kita.

Cari semula kunci yang mungkin sudah lama hilang itu.

Dan buka semula mangga-mangga hati kita agar ianya semakin terasa manis, terasa bahagia ketika kita berkhalwat dengan Kekasih kita, iaitu Allah.

Dan agar hati kita semakin suburnya rasa komitmen dalam mahu berbuat yang terbaik dalam dakwah dan tarbiyah. Demi agama Allah.

Agar ianya menemukan cinta dan keredhaan Sembahannya. Iaitu Allah..

Hadirkan air mata ketika tahajjud kita di hadapan-Nya,
Hadirkan rasa syukur ketika Dhuha bersama-Nya,
Hadirkan rasa tenteram ketika kita berzikir mengingati-Nya,
Hadirkan rasa hina ketika beristighfar kepada-Nya,
Hadirkan rasa cinta ketika membaca kalam-kalam-Nya..

Hadirkan juga hati kita. Hadirkan ia dengan penuh kemurnian dan kesucian. Penuh kehinaan dan ketundukan.

Untuk bertemu dengan kekasih yang selalu kita rindui.. Iaitu.. Allah..

Carilah Malam al-Qadr demi meraih cinta dan redha Allah.

Bukan hanya sekadar menantikannya….

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur'an) pada malam qadar.
Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahtera (malam itu) sampai terbit fajar."
[QS al-Qadr, 97:1-5]

Penulis bernama Mohamad Khir bin Johari merupakan seorang Mahasiswa di Universiti Teknologi Petronas dalam bidang Chemical Engineering.

Tuesday, August 23, 2011

30 Hari Mencari Cinta_NYA .Day 24


Maksudnya:-

Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau tunjuki.Sejahterakanlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau sejahterakan.Pimpinlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau pimpin.Berkatilah hendaknya untukku apa-pa yang telah Engkau berikan padaku.Jauhkanlah aku daripada segala kejahatan yang telah Engkau tetapkan.Sesungguhnya hanya Engkau sahajalah yang menetapkan, dan tidak sesiapapun yang berkuasa menetapkan sesuatu selain daripada Engkau.Sesungguhnya tidak terhina orang yang memperolehi pimpinanMu.Dan tidak mulia orang-orang yang Engkau musuhi.Telah memberi berkat Engkau, ya Tuhan kami dan maha tinggi Engkau.Hanya untuk Engkau sahajalah segala macam puji terhadap apa-apa yang telah Engkau tetapkan.Dan aku minta ampun dan bertaubat kepada Engkau.Dan Allah rahmatilah Muhammad, Nabi yang ummi dan sejahtera keatas keluarganya dan sahabat-sahabatnya.




Allah humah dini fiman hadait
Ya Allah berikanlah aku hidayah sebagaimana mereka yang telah Engkau beri hidayah.

Wa'a fini fiman 'afait
Berikan kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang telah Engkau berikan kesihatan.

Watawallani fiman tawalait.
.Dan peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau peliharakan

Wabarikli fimaa a'tait.
Berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan

Waqinii Syarrama qadhait
Dan selamatkan aku dari bahaya yang telah Engkau tentukan

Fainnaka taqdhi wala yuqdha 'alait.
Maka sesungguhnya, Engkaulah yang menghukum dan bukannya yang kena hukum

Wainnahu layadziluman walait.
Dan sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin

Walaa ya'izzuman 'adait.
Dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi.

Tabaa rakta rabbana wata'alait.
Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi

Falakalhamdu 'ala maaqadzait.
Maka bagi Engkaulah segala pujian di atas apa yang Engkau hukumkan

Astaghfiruka wa'atubu ilaik.
Aku memohon ampun dari-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu

Wasallallahu 'ala Saidina Muhammadinin nabiyil ummiyi waala aalihi wasahbihi wasalam.
Dan semoga Allah mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya.

...AMIN...

Monday, August 22, 2011

30 Hari Mencari Cinta_NYA .Day 23

BILA DIRI DISAYANGI


Terdengar bisikan mesra
Kalimah keramat bermentara
Bermulanya siang berakhir malam ku
Tak akan ku jemu menyebut nama Mu

Tiada batasan waktu
Tiada tempat Mu tertentu
Di gunung di lembah, di darat, di air
Siapa pun hamba, keikhlasan doa,
keagungan kasih merubah takdir

Bila ku sedari diri disayangi
Langkah kaki ini semakin berani
Bila terkeliru ku ucap nama Mu,
terasa diriku kembali dipandu

Engkau pertama, tiada akhirnya
Aku dalam kegelapan Engkaulah cahaya
Izinkahlah aku menumpang di sini
Di bawah naungan kasih dan sayang Mu
Ku berserah diri

Rangkap kedua menerangkan yang Allah itu tidak ditempat yang spesifik, Dia sentiasa ada dimana-mana sehaja kerana Dia Maha Melihat dan Maha Mendengar. Ini bermakna sebagai orang Islam kita amatlah beruntung, walau dimana kita berada, kita boleh berdoa meminta pertolongan dariNya. Tidak kira waktu, siang atau malam, kerana Dia tidak tidur, Dia tidak letih, Mahasuci Allah yang amat sempurna. Justeru, kita wajib menjaga hubungan dengan Dia dan mencintai Dia lebih dari segala supaya kita tidak terlepas dari kasih sayangNya.

Namun, ramai orang disekelilingku meletakkan cinta kepada ciptaanNya melebihi cinta kepadaNya dan rasulNya.

Teringat ayat Al-Quran berkaitan dengan cinta. Surah At-Taubah ayat 24 :

"Katakanlah (wahai Muhammad): Jika bapa-bapa kamu dan anak-anak kamu dan saudara-saudara kamu dan isteri-isteri (atau suami-suami) kamu dan kaum keluarga kamu dan harta benda yang kamu usahakan dan perniagaan yang kamu bimbang akan merosot, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, (jika semuanya itu) menjadi perkara-perkara yang kamu cintai lebih daripada Allah dan RasulNya dan (daripada) berjihad untuk agamaNya, maka tunggulah sehingga Allah mendatangkan keputusanNya (azab seksaNya); kerana Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (derhaka)."
Rangkap yang ketiga yang paling favourite. Sungguh, dengan mengingatiNya, kekuatan akan hadir walau dalam apa jua keadaan yang kita lalui. Ketika waktu susah, jika mengingatiNya, akan terasa segalanya amat senang dan terasa yang Dia masih menyayangi. Walau susah, terasa indah segala, walau payah rasa tenang kerana Dia sentiasa ada. Subhanallah itulah nikmat dari Ya Rahim. Sesungguhnya, Allah sudah berjanji kepada orang mukmin yang lebih kurang bunyinya, “Ingatilah Aku, nescaya kamu akan merasa tenang”.


Sunday, August 21, 2011

30 Hari Mencari Cinta_NYA .Day 22


Salam ramadhan yang ke-22.Hari ini aku sedar yang aku telah 'cakap lawa' tanpa aku sedari ataupun dalam erti kata lain tidak bermaksud.Mungkin aku hanya ingin buat lawak tapi tiba-tiba ayat itu terpacul dari mulut aku.Harap maaf kawan-kawanku.Aku tak bermaksud begitu sedangkah lidah lagi tergigit dan ayat itu telah terkeluar dari mulut aku.Ya_allah SWT ampunkan kata-kataku itu,semoga ENGKAU mengampuni dosaku dari hambamu yang HINA ini.Maafkan aku kawanku walau kita baru berkenalan tapi saya tidak bermaksud menipu perkara itu.Dan penyesaln itu terlintas ketika saya duduk membaca artikel agama.MAAFKAN SAYA!!! sesungguhnya saya hanya manusia biasa yang kembali menyedarinya betapa kecilnya saya di muka bumiNYA.

Manusia suka bercakap meninggi diri dan suka bercakap banyak. Kedua sikap ini selalunya seiring. Yang suka meninggi diri biasanya suka bercakap banyak dan yang suka bercakap banyak juga suka meninggi diri.

Manusia jika mempunyai kelebihan, biasanya suka meninggi diri. Dan apabila meninggi diri, cakapnya juga tinggi tidak ada yang rendah. Ia suka bercakap seolah-olah dirinya sempurna dan tidak ada cacat celanya, dan orang lain semuanya salah belaka.

Marilah kita lihat dua keadaan manusia iaitu sebelum melakukan kesalahan dan setelah terlanjur bersalah…

Terdapat orang-orang yang terkenal di negara kita ini baik celibriti dan juga pemerintah negeri, sering bercakap seolah-olah mereka itu sempurna. Cakapnya tidak ada yang rendah seolah-olah mereka itu tetap duduk di atas tidak akan turun ke bawah. Dan mereka mengatakan mereka tidak ada salah dan tidak silap dalam kehidupan. Namun ramai yang bercakap seperti orang bermimpi, perbuatan mereka tidak sama dengan apa yang diperkatakan. Mereka bercakap jangan berbuat jahat namun dalam masa yang sama mereka sendiri berbuat jahat. Mereka seolah-olah tidak sedar mereka sedang berbuat kearah kejahatan.

Dan apabila mereka dikesan berbuat jahat, mereka pada mulanya malu-malu. Cakap mulalah bersopan dan teratur. Tidak ada lagi meninggi diri. Dan tidak lepas dari mulut “aku telah sedar”.

Tetapi itu hanya permulaan sahaja. Ketika hati sedang bersedih dikutuk orang ramai. Namun apabila keadaan mulai reda, sikap bercakap banyak dan meninggi diri itu bermula semula. Apabila ditanya orang “apakah yang pengajaran yang di dapati dari dikesan berbuat jahat”? Wah…berbuihlah dia bercakap, idola itulah, contoh inilah, mentornya profesor itulah, penasihatnya orang inilah…secara bahasa mudah bercakaplah dia seolah-olah telah lupa sejarah dirinya. Ditanya sepatah, wah jawabnya dua puluh patah perkataan. Ditanya sepuluh patah perkataan dijawabnya seratus patah perkataan. Namun apakah sebelum ini dia tidak punya penasihat, tidak punya mentor dan tidak punya hati nurani sebelum melakukan kejahatan?

Inilah sikap seperti yang disebut anak-anak muda sebagai “cakap lawa”. Mudah sekali ia lupa sejarah, mudah sekali ia “bercakap lawa” tanpa berlapik. Sering mereka berkata “Saya akan berhati-hati supaya perkara ini tidak berulang lagi”. Namun jarang sekali mereka berkata “insya’ALLah, saya serahkan diri kepada ALLah Taala yang menentukan hala tuju diri saya, saya tidak mahu lagi bercakap besar takut akan menimpa hidung semula”…amat jarang sekali.

Demikianlah sikap orang yang “cakap lawa” ini…cakap lawa tetap tidak mahu berhenti walau diri sudah terpalit noda. Sikap tetap tidak mahu mengalah. Apabila ditanya “apakah yang mahu dikatakan kepada orang diluar yang mencemuh anda?” Jawabnya “itu mereka punya sukalah, mereka tidak kena batang hidung, mereka hanya tahu mencela saya”. Tidak sekali-kali mereka berkata “Saya serahkan kepada ALLah semuanya. Saya memang salah maka berilah saya peluang berubah”…amat jarang. Yang ada orang luar itu pula dikutuknya.

Maka dengan sebab inilah Islam menurunkan ilmu akhlak iaitu ilmu tasauf. Ilmu Tasauf mengajar cakap hendaklah merendah kerana jika bercakap tinggi dibimbangi kembali kepada diri sendiri. Dan jika telah terlanjur, rubahlah cara dan penampilan. Tunjukkan sikap kia telah sedar dengan kesalahan dengan nada kalimat menyerahkan diri kepada ALLah Taala. Buangkanlah sikap “cakap lawa” yang lama…

Kerana orang akan memulangkan paku buah keras kepada kita apabila kita terlanjur berbuat salah…”Ha itulah dia…cakap lawa konon, dulu tak ingat, nah sekarang apa jadi? Tengoklah nanti berapa lama dia bertahan”.



KITA BUKANNYA BAIK SANGAT UNTUK CAKAP KITA BAIK...

1. Kita bukannya pandai untuk cakap orang lain bodoh.

2. Kita bukanlah kaya untuk cakap orang lain miskin.

3. Kita bukanlah handsome untuk cakap orang lain tak handsome.

4. Kita bukanlah cantik untuk cakap orang lain tak cantik.

5. Kita bukanlah baik untuk cakap orang lain jahat.

6. Kita bukanlah alim untuk cakap orang lain tak sembahyang.

7. Kita bukanlah kuat untuk kata orang lain lemah.

8. Kita bukanlah berani untuk cakap orang lain penakut.

TAPI...

1. Kita adalah pandai jikalau kita sebarkan ilmu itu kepada orang lain.

2. Kita adalah kaya jikalau kita manfaatkan kekayaan kita kepada jalan kebaikan.

3. Kita adalah handsome jikalau kita tak meninggi diri.

4. Kita adalah cantik jikalau kita tidak menghina orang lain.

5. Kita adalah baik jikalau kita mengajak orang lain kearah kebaikan dan menjadi contoh dan tauladan orang lain.

6. Kita adalah alim jikalau kita memperuntukkan sebahagian rutin seharian kita kepada-Nya dengan seikhlas hati.

7. Kita adalah kuat jikalau kita sentiasa membantu orang yang lemah.

8. Kita adalah berani jikalau kita sanggup menggadaikan nyawa untuk mempertahankan agama.

Dan Munkin petikan di bawah adalah yang terbaek tuk diriku dan juga kamu dan kamu!!!

NABI Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya.” (HR. Muslim) Tiada manusia yang sempurna dalam segala hal kecuali Rasulullah s.a.w. Biar pun indah pada rupa, tapi gaya bicaranya sangat lemah. Elok dalam penguasaan ilmu, tapi tidak mampu menguasai emosi dan mudah tersinggung, kuat di satu sisi, tapi lemah di sudut yang lain. Sebahagian dari kita, ada yang boleh menahan diri untuk tidak membicarakan aib orang lain, tapi ada juga sebahagian dari kita yang sulit menahan diri untuk tidak menggambarkan keburukan seseorang kepada orang lain. Bagi sebahagian orang, hal ini terasa sulit, kerana lidah kerap kali jadi nakal. Selalu saja terjentik untuk menyampaikan isu-isu baru yang menarik. Walau sebenarnya dia mengetahui, bahawa sesuatu yang menarik buat orang lain kadang buruk buat bahan yang dibicarakan. Di situlah ujian seorang mukmin untuk mampu memilih dan menilai, mana yang perlu dikhabarkan dan mana yang tidak. Perhatikan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut, "Tidak akan masuk syurga orang yang suka mendengar berita rahsia orang lain." (Al-Bukhari). Sebaiknya, sebelum kita memberi reaksi terhadap aib orang lain, lihatlah dengan jujur seperti apa diri kita lebih baik atau lebih buruk? Apabila ternyata kita lebih baik, maka bersyukurlah, namun jika ternyata kita lebih buruk, maka segera bertaubat. Inilah yang dimaksud dengan, "bahawa seorang mukmin, adalah cermin bagi mukmin lainnya. Dan bila kita menemukan bahawa diri kita masih lebih baik dari saudara mukmin yang lain, maka jangan hendaknya menjadikan kita sombong dan sesuka hati menyebarkan aib orang lain." Perbuatan seperti ini selainnya tidak baik menurut perasaan dan akal sihat kita, ternyata syariat yang mulia pun mengharamkannya bahkan menekankan untuk melakukan yang sebaliknya iaitu menutup dan merahsiakan aib orang lain. Ketahuilah wahai saudaraku, siapa yang suka menceritakan kekurangan dan kesalahan orang lain, maka dirinya pun tidak aman untuk diceritakan oleh orang lain. Seorang ulama salaf berkata, “Aku mendapati orang-orang yang tidak memiliki cacat cela, lalu mereka membicarakan aib manusia maka manusia pun menceritakan aib-aib mereka. Aku dapati pula orang-orang yang memiliki aib namun mereka menahan diri dari membicarakan aib manusia yang lain, maka manusia pun melupakan aib mereka.” Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bersaudara. Perhatikan firman Alllah SWT berikut ini, إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Al Hujuraat 49 : 10) Ketahuilah, orang yang gemar membicarakan aib orang lain, sebenarnya tanpa ia sedari, ia sedang memperlihatkan jati dirinya yang asli, iaitu, tidak boleh memegang rahsia, lemah kesetiakawanannya, penggosip, penyebar berita bohong (kerana belum tentu yang diceritakannya benar). Ketahuilah, semakin banyak aib yang ia bicarakan dan disebarkan, maka semakin jelas keburukan diri si penyebar. Lihatlah pula firman Allah SWT berikut ini, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat 49 :12). Perhatikan hadith berikut ini: "Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka Allah SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat." (HR. Tirmidzi 1932, Ahmad 6/450) Perhatikan juga sabda Rasulullah s.a.w. berikut ini: "Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi s.a.w.: Engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi s.a.w.: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya." (HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935) Jadi bila masih ada dari kita yang kadang masih suka membicarakan dan atau mengungkapkan aib orang lain (sekalipun aib itu benar) maka sedarlah segera, kerana ghibah merupakan dosa besar yang hanya akan diampuni, setelah orang yang kita ghibah memaafkan kita. Dan biasanya, kebanyakan dari kita, sangat malu untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan kita, pada orang yang telah kita bicarakan aibnya. Jika engkau merasa keras hatimu dan lemah badanmu dan berkurang rezekimu, maka ketahuilah bahawa engkau telah membicarakan yang bukan kepentinganmu.

Saturday, August 20, 2011

30 Hari Mencari Cinta_NYA .Day 21

KITA adalah sebaik-sebaik makhluk ciptaan Allah, namun kita masih tidak terlepas daripada tekanan ketika bekerja. Pelbagai tekanan yang dihadapi menyebabkan hati menjadi runsing dan semua kerja tidak akan terlaksana. Tidak mustahil bagi individu yang berhadapan dengan masalah ini akan terbawa-bawa ke rumah hingga anak-anak pula menjadi mangsa.

Namun, hati akan menjadi tenang sekiranya kita kembali kepada Allah. Apa jua yang dilakukan mestilah berdasarkan kepada Al-Quran dan Al-Sunnah disertai dengan niat ikhlas semata-mata untuk mendapat keredhaan Allah.

Terdapat beberapa tips yang kita boleh amalkan bertujuan mengurangkan tekanan hidup, antaranya ialah:

  • Biasakan diri berada dalam keadaan berwuduk
    Jiwa kita akan menjadi tenang jika kita membiasakan diri mengambil wuduk sebelum melakukan pekerjaan. Kerja yang susah akan menjadi senang dan mudah diselesaikan. Para pelajar misalnya, disarankan agar membiasakan diri mengambil wuduk sebelum mengulangkaji pelajaran agar apa yang dibaca akan mudah diingati.
  • Perbanyakkan membaca Al-Quran
    Ganjaran yang besar akan diberikan Allah bagi sesiapa yang membaca Al-Quran walaupun satu ayat. Waktu yang sesuai bagi kita untuk membaca Al-Quran ialah selepas solat lima waktu dan waktu-waktu lain seperti ketika berehat dan sebelum tidur. Oleh itu, jadikanlah Al-Quran sebagai teman paling akrab sepanjang waktu.
  • Banyakkan solat sunat
    Sebagai makhluk paling mulia di sisi Allah, kita disuruh membanyakkan amal ibadat kita sehari-hari. Antaranya dengan mendirikan solat sunat. Solat sunat hajat, solat sunat taubat, solat sunat tasbih adalah antara pelbagai solat sunat yang terdapat dalam Islam. Kita bangun sepertiga malam dan mendirikan solat-solat sunat tersebut agar beroleh ketenangan dan kekuatan daripada Allah.
  • Selalu berdoa kepada Allah
    Allah telah berpesan iaitu jangan menyembah selain daripadaNya. Ini bererti kita disuruh berdoa hanya kepada Allah Yang Maha Esa dan dilakukan secara berterusan. Waktu-waktu mustajab berdoa adalah pada malam Jumaat, tengah malam, pagi sebelum waktu Subuh, malam hari raya, ketika waktu azan dan iqamah. InsyaAllah, Allah akan memakbulkan doa setiap hambaNya yang benar-benar ikhlas. Namun, kita perlulah sedar bahawa sebarang rezeki tidak datang bergolek sekiranya tanpa usaha yang bersungguh-sungguh. Maka kita perlulah berusaha supaya mencapai sesuatu di samping berdoa hanya kepada Allah yang Esa.
  • Bersangka baik dengan Allah
    Kita sebagai manusia biasanya tidak akan terlepas daripada berhadapan dengan ujian dalam hidup. Semuanya itu adalah ujian daripada Allah yang berkuasa bertujuan menguji keimanan kita sebagai hamba Allah. Oleh itu, kita mestilah bersangka baik dengan Allah dan janganlah menyalahkan-Nya jika terjadi sesuatu ke atas diri kita. Musibah berlaku selalunya juga adalah kerana kezaliman diri sendiri. Sentiasa bermuhasabah dan kita juga mesti percaya bahawa tentu ada hikmah di sebalik kejadian itu.
  • Lakukan kegiatan luar seperti bersukan
    Orang ramai selalu berkatan bahawa badan cergas akan membentuk otak yang cergas. Segala tekanan sewaktu bekerja akan dilupakan apabila kita melakukan aktiviti-aktiviti luar yang dapat menyihatkan tubuh badan seperti bersukan. Situasi akan menjadi lebih menggembirakan jika kita meluangkan masa membawa keluarga pergi beriadah. Ikatan kekeluargaan juga akan bertambah erat dan kukuh.
  • Amal diet dengan disiplin yang kuat
    Pengambilan makanan yang berlebihan dan tidak seimbang juga merupakan salah satu faktor tekanan sewaktu bekerja. Oleh itu, cara untuk mengurangkan tekanan adalah dengan mengamalkan diet dengan disiplin yang kuat. Diet yang tidak tidak terkawal akan menyebabkan kegemukan dan menimbulkan penyakit kronik yang lain seperti lemah jantung, darah tinggi dan kencing manis.
  • Menangis dengan sepuas hati
    Tekanan yang dihadapi sekiranya melibatkan individu yang lain dapat diredakan melalui luahan hati kita dengan menuliskan rasa ketidakpuasan hati kita itu dalam sehelai kertas. Sikap cuba menyimpan perasaan tersebut dalam hati boleh menyebabkan diri merana. “Luaran lain hati lain” - ada sesetengah individu apabila mereka mengalami tekanan, mereka seolah-olah tidak menunjukkan permasalahan itu. Sebagai contoh, bila dilihat bersama-sama rakan-rakan ‘cool’ sahaja, tetapi dalam hatinya hanya Allah yang Maha Mengetahui. Menangis dan berkongsi masalah bersama sahabat yang dipercayai boleh mengurangkan tekanan yang dihadapi di tempat kerja.
  • Hargai kebolehan diri sendiri
    Kita perlu mempunyai satu sikap yang dipanggil yakin diri. Apabila kita mempunyai keyakinan diri, maka kita tidak akan mempunyai masalah untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang disuru oleh pihak lain sewaktu bekerja. Kita yakin bahawa kita boleh melakukan kerja yang disuruh dengan mudah dan tiada sebarang masalah yang dihadapi. Apa yang penting ialah kita mesti menghargai kebolehan diri sendiri dan memulakan hidup yang lebih ceria.
  • Cintai diri sendiri
    Cintailah diri kamu sendiri sebelum mencintai diri orang lain”. Kita dapat memahami bahawa kita perlu mencintai diri sendiri terlebih dahulu berbanding orang lain. Diri kita yang selama ini masih pada tahap lama dalam pekerjaan perlu dipertingkatkan dengan cara yang dinyatakan di atas. Kita perlu memulakan kehidupan kita dengan ceria dan penuh dengan senyuman.

Kesimpulannya, tekanan kerja bukanlah satu bebanan yang sukar untuk diatasi. Dengan usaha yang gigih dan kesabaran yang tinggi serta jalan penyelesaian yang jitu, bebanan yang kita alami pastinya akan dapat diselesaikan dengan jayanya.

30 Hari Mencari Cinta_NYA .Day 20


Mencari Keredhaan ALLAH

Abi Abbas r.a telah berkata: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Sesiapa yang menyebabkan kemurkaan Allah kerana hndak mencari keredaan manusia, Allah akan memurkainya dan Allah akan menjadikan setiap yang diredainya itu benci terhadapnya. Dan orang yang mencari keredhaan Allah, walaupun dibenci oleh manusia nescaya Allah akan meredainya dan menjadikan setiap yang membencinya itu redha terhadapnya sehingga keredaan Allah itu menghiasi dirinya, percakapannya dan amalannya, nescaya ia mendapat perhatian Allah (Diriwayatkan oleh al-Tabrani)

Mukadimah Hadis

Setiap manusia hendaklah sentiasa berusaha untuk mendapatkan keredaan Allah kerana keredaan Allah itu adalah kemuncak pengharapan manusia yang hidup di muka bumi. Ini boleh dicapai dngan melakukan segala perinta-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Huraian Hadis

1. Keredhaan Allah dapat menjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat. Asas keredhaan itu ialah berdasarkan kepada perkara-perkara yang tidak bertentangan dengan ajaran Allah walaupun ianya bertentangan dengan kemahuan manusia.

2. Kemurkaan Allah bergantung kepada amalan buruk manusia. Kemurkaan Allah adalah hasil daripada perbuatan manusia yang melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah. Mereka yang berkelakuan sedemikian tidak mendapat petunjuk dan hidayah serta akan mendapat balasan buruk di dunia atau akhirat.

3. Allah memberi sebab menentukan keredaan-Nya dan kemurkaan-Nya, bermaksud Allah memperkenankan usaha-usaha yang dibuat bagi tujuan mencapai apa yang dikehendaki oleh seseorang sama ada keredhaan atau kemurkaan daripada Allah dan rasul-Nya atau kebencian dan keredhaan manusia.

4. Dihiasi dirinya, perkataannya dan perbuatannya bererti Allah memberi petunjuk dan taufik kepada sesiapa yang diredhai hinggalah perkataan dan perbuatan yang dilakukan semuanya elok, cantik lagi indah mengikut pandangan manusia dan pandangan Allah.

5. Keredhaan Allah dan rasulnya itulah sahaja yang boleh menentukan kedudukan seseorang mukmin, yang menangkat atau menjatuhkan darjat mereka, menghina atau memuliakannya. Makhluk Allah itu termasuk manusia adalah makhluk yang lemah dan sentiasa memerlukan perlindungan Allah lantaran itu tidak wajar seseorang mukmin itu menentang hukum Allah SWT.

6. Oleh kerana kelemahan manusia yang sering terpedaya dengan keindahan dunia maka terdapat dikalangan mereka yang suka mencari peluang mendapatkan kuasa, pengaruh, pangkat, harta sebagainya sehingga sanggup melakukan perbuatan yang mengundang kemurkaan Allah. Sedang Allah dan rasulnya itulah yang mesti dibesarkan dan dimuliakan serta diharap keredaan-Nya.

Maksud firman Allah dalam surah at-Taubah ayat 62;

"Mereka bersumpah kepada kamu dengan nama Allah untuk mendapat keredaan kamu, pada hal Allah dan rasulnya jualah yang lebih berhak mereka mendapat keredaannya, jika betul mereka orang yang beriman"

7. Sikap dan perbuatan mengutamakan makhluk itu banyak berlaku dihadapan mata kita sehingga ada yang sanggup melakukan kerosakan, menganiaya, penindasan dan kekerasan semata-mata untuk mendapatkan kepuasan nafsu dan keredaan makhluk. Sanggup mengampu, bermuka-muka, berpura-pura dan sebagainya asalkan mendapat apa yang dihajatkan biar apa pun yang berlaku kepada orang lain.

Pengajaran

1. Tanda kesempurnaan Iman ialah sanggup melakukan sesuatu sesuai dengan keredaan Allah dengan mengikut pengajaran al-Quran dan as-Sunnah Rasulullah, sekalipun tidak disukai oleh orang lain.

2. Sesiapa yang berusaha mendapatkan keradaan Allah maka Allah akan menolong dan memeliharanya serta mendapat perhatian-Nya. Akan tetapi sesiapa yang mengharapkan keredaan makhluk dengan membuat perkara-perkara yang di murkai Allah. Maka Allah tidak akan memberinya pertunjuk dan hidayah, tidak akan selamat di dunia dan di akhirat.

3. Kita hendaklah sentiasa mengharapkan pertunjuk Allah bagi memperkuatkan iman dan keyakinan yang akan menjadi kuasa pendorong kepada kebajikan dan menghalang daripada melakukan kerosakan dan kejahatan.

Kesimpulan

Seseorang mukmin hendaklah sentiasa berusaha mencari keredhaan Allah dan rasulnya lebih daripada yang lain kerana itulah sahaja yang akan menjamin kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

- Artikel iluvislam.com

Thursday, August 18, 2011

30 Hari Mencari Cinta_NYA .Day 19


SOMBONGKAH KITA?

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ. قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قَالَ : إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

Maksudnya: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk syurga orang yang di hatinya ada sebesar zarah perasaan sombong”.

Berkata seorang lelaki: ‘Sesungguhnya seseorang itu suka pakaiannya cantik dan kasutnya cantik. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah itu indah dan sukakan keindahan. Sombong ialah menolak kebenaran dan memandang rendah kepada manusia”.

Huraian:

Di dalam hadith ini kita dapati Islam amat menentang sifat sombong, takbur dan apa sahaja yang melambangkan keangkuhan. Tiada manusia berakal yang akan menafikan betapa buruknya sifat ini apabila ia mula menjadi tabiat dalam diri seseorang. Oleh itu Islam datang membawa penegasan tentang keburukan dan kemudharatan sifat ini, bukan sahaja di dunia ini, malah kesannya akan turut berkekalan hingga ke akhirat.

TIDAK MASUK SYURGA

Terdapat perbincangan dalam kalangan ulama tentang maksud sebenar sabda Rasulullah SAW – ‘Tidak akan masuk syurga’ dalam hadith ini. Malah kata-kata ini juga kita dapat dalam hadith-hadith yang lain. Apakah ia membawa maksud tidak akan masuk syurga selamanya? Atau ia membawa maksud lain?

Apa yang pasti, sekiranya seorang manusia itu sombong dalam keadaan dirinya kufur dan menolak Islam, maka sudah pasti ia membawa maksud dia akan kekal di dalam neraka bersama kekufurannya dan kesombongannya.

Namun sekiranya seseorang manusia itu beriman, maka hadith-hadith sebegini membawa maksud - seseorang yang beriman, jika dia melakukan perkara sebegini, maka dia tidak akan masuk syurga ketika ahli syurga yang awal mula memasukinya. Dia akan disiksa terlebih dahulu berdasarkan dosanya dan pada akhirnya akan dimasukkan juga ke syurga berdasarkan keimanannya. Maka hadith ini bukanlah bermakna orang yang beriman tetapi mempunyai sifat sombong tidak akan masuk syurga selama-lamanya.

MEMAKAI PAKAIAN YANG INDAH BUKAN SOMBONG

Ingin kelihatan indah dan elok dipandang bukanlah semestinya menjadi bukti bahawa manusia itu sombong atau angkuh. Malah keindahan, kekemasan dan kecantikan adalah sebahagian daripada ajaran Islam. Lihatlah betapa Rasulullah SAW memberikan gambaran tentang keindahan ini dengan sabdanya ’Sesungguhnya Allah itu indah dan sukakan keindahan’. Ini bermakna Rasulullah SAW telah memberikan satu penegasan bahawasanya keindahan itu adalah tuntutan agama malah disukai Allah SWT. Lalu Rasulullah SAW kemudiannya memberikan penjelasan dan maksud tepat terhadap perkataan ’sombong’ iaitu ’menolak kebenaran dan memandang rendah kepada manusia’.

MENOLAK KEBENARAN

Kebenaran bukanlah milik sesiapa. Ia adalah milik semua manusia dan sesiapa yang mengikuti kebenaran adalah orang-orang yang berjaya. Namun begitu wujud segelintir manusia yang mempunyai sifat negatif dan kepentingan tertentu yang menjadikan mereka sanggup menolak kebenaran. Terkadang kebenaran yang dibawa kepadanya adalah terlalu pahit dan tidak sesuai dengan keinginan jiwanya, maka kebenaran itu ditolak dengan pelbagai alasan. Kenapa perlu menjadi musuh kepada kebenaran? Orang sebegini tidak lain dan tidak bukan telah dijangkiti penyakit sombong dan angkuh seperti yang disebut oleh hadith ini. Apa yang menyedihkan, penolak kebenaran akan menjadi golongan yang rugi dunia dan akhirat. Di dunia mereka akan dibenci, di akhirat pula mereka akan diseksa di atas keangkuhan mereka menolak kesucian kebenaran dengan kotoran kesombongan.

MEMANDANG RENDAH KEPADA MANUSIA

Siapakah anda dan saya sehingga kita begitu angkuh lalu memandang rendah kepada manusia lain? Inilah keburukan sikap sombong yang menjadikan manusia lupa asal-usulnya. Walaupun manusia berbeza dari pelbagai segi, namun Islam melarang kita memandang rendah kepada manusia lain tanpa sebab yang munasabah. Orang yang sombong akan merasakan dirinya lebih tinggi dari orang lain. Setiap pendapat, pandangan dan cadangan orang lain semuanya dilihat lebih ’rendah’ dan tidak perlu diberikan perhatian. Mereka akan sentiasa mencari jalan keluar untuk menolak pandangan orang lain, walaupun merugikan mereka di dunia dan akhirat!

Marilah kita menilai kembali diri kita, adakah kita telah dijangkiti penyakit sebegini buruk – sombong dan angkuh, menolak kebenaran dan memandang rendah kepada orang lain? Semoga diri kita sentiasa mengikuti kebenaran – walaupun pahit – dan sentiasa merendahkan diri serta menghormati orang lain.



30 Hari Mencari Cinta_NYA .Day 18




Doa khusus di Malam Lailatulqadar


1. Hadis yang diriwayatkan daripada Aishah r.a.

Doa tersebut diterangkan di dalam hadis berikut

Maksudnya: "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. bagimana kiranya saya mengetahui malam Lailatulqadar dengan tepat. Apa yang saya akan doakan pada saat itu. Baginda menjawab berdoalah dengan doa yang berikut"

Maksudnya: "Ya Allah ya Tuhanku sesungguhnya engkau sentiasa memaafkan salah silap hamba lagi suka memaafkan oleh itu maafkanlah salah silapku. Terdapat juga beberapa doa yang disarankan oleh para alim ulamak kita melakukannya seperti membaca doa.

Orang yang beribadah pada 10 malam yang tersebut akan mendapat rahmat yang dijanjikan dan telah sabit di dalam hadis-hadis yang sahih bahawa malam Lailatulqadar ujud pada salah satu malam yang 10 itu terutama pada malam 21, 23, 25, 27 dan 29. Orang-orang yang tekun beribadah di dalam masa tersebut untuk menemui malam Lailatulqadar akan mendapat rahmat yang dijanjikan itu samada ia dapat menemui atau tidak dan tidak melihat apa-apa kerana yang penting yang tersebut di dalam hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim ialah:

1. Menghayati malam tersebut dengan beribadah.

2. Beriman dengan yakin bahawa malam Lailatulqadar itu adalah benar dan dituntut menghayatinya dengan amal ibadah.

3. Amal ibadah itu dikerjakan kerana Allah semata-mata dengan mengharapkan rahmatnya dan keredaannya.

Adalah diharapkan sebelum daripada kita beramal ibadat di malam Lailatulqadar hendaklah kita bertaubat dengan sebenar-benarnya iaitu taubat nasuha dan terus beristiqamah tetap teguh mengerjakan suruhan Allah dan meninggalkan segala larangannya.

Tanda Malam Lailatulqadar

Para alim ulamak r.h. menyebutkan beberapa tanda atau alamat berhubung dengan malam Lailatulqadar:

- Ada yang berkata orang yang menemui malam Lailatulqadar ia melihat nur yang terang benderang di segenap tempat hingga di segala cerok yang gelap gelita.

- Ada pula yang berkata ia mendengar ucapan salam dan kata-kata yang lain dari Malaikat.

- Ada juga yang berkata ia melihat segala benda termasuk pohon-pohon kayu rebah sujud.

- Ada pula yang berkata doa permohonannya makbul.

Imam Tabari r.h. memilih kaul yang menegaskan bahawa semuanya itu tidak lazim dan tidak semestinya ia dapat melihatnya kerana tidak disyaratkan melihat sesuatu atau mendengarnya untuk menemui malam Lailatulqadar.

Al-Qadr (Al-Qadar)

Artinya : Kemuliaan (The Night of Power)

Surat ke 97 = 5 Ayat (diwahyukan di Mekah)

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

innaa anzalnaahu fii laylati lqadr

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada lailatul qadar (malam kemuliaan).

Surely We revealed it on the grand night.

wamaa adraaka maa laylatu lqadr

2. Dan tahukah kamu apakah lailatul qadar (malam kemuliaan) itu?

And what will make you comprehend what the grand night

laylatu lqadri khayrun min lfi syahr

3. Lailatul Qadar (malam kemuliaan) itu lebih baik dari seribu bulan.

The grand night is better than a thousand months.

tanazzalu lmalaa-ikatu warruuhu fiihaa bi-idzni rabbihim min kulli amr

4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

The angels and Gibreel descend in it by the permission of their Lord for every affair.

salaamun hiya hattaa mathla'i lfajr

5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Peace! it is till the break of the morning.